Minggu, 16 Desember 2012

Kembalikan Timnas Indonesia

Judul : Timnas Indonesia

Tujuan 1 : Agar Timnas Indonesia Semakin Maju
Agar Timnas Indonesia maju seharusnya diadakan 1 kompetisi di Indonesia agar bertujuan supaya PSSI bisa melihat pemain-pemain yang berbakat di dalam 1 liga bukan 2 liga.Hal ini yang membuat pelatih timnas sulit untuk mencari pemain bagus untuk masuk dalam timnas Indonesia.

Tujuan 2 : Supaya Timnas Indonesia Kompak
Pada tahun kemarin Timnas Indonesia dihuni oleh para pemain senior.Dan sedangkan tahun ini pemain inidonesi minim pemain senior.Padahal pemain senior lebih berpengalaman dan lebih menyatu ketimbang bukan pemain senior.Hal ini yang membuat timnas Indonesia tidak kompak dan alasan lainnya adalah adanya perpecahan kompetisi plus kisruh KPSI dan PSSI.

KPSI vs PSSI

Topik : KPSI vs PSSI

Tujuan : Agar persepakbolaan indonesia tidak terpecah

Judul : ISL vs IPL

Pokok pikiran 1 : 2 kompetisi di indonesia
Di Indonesia memiliki 2 kompetisi sepakbola yang berbeda.Satu ISL dan 1 lagi IPL.Menurut saya hanya ada 1 kompetisi disetiap negara.Kenapa di Indonesia memiliki 2 kompetisi ? Hal ini yang membuat PSSI sulit untuk mencari para pemain sepakbola yang bagus untuk dijadikan pemain timnas di Indonesia.Di kompetisi tersebut hanya ada 1 liga yang disahkan oleh PSSI yaitu ISL.Sedangkan IPL belum disahkan oleh PSSI.Ditimnas Indonesia pada tahun 2011 banyak pemain timnas yang berasal dari liga ISL.Namun di kompetisi AFF tahun 2012 banyak yang pemain yang berasal dari IPL.Padahal yang dikompetisi ISL tersebut banyak pemain timnas pada tahun 2011.Pemain timnas yang tahun 2011 membawa Indonesia melaju sampai final pada piala AFF tahun lalu,sedangkan pada tahun ini pemain timnas tidak melaju sampai final.Saya menilai kalo timnas tahun ini saat buruk ketimbang tahun kemarin.

Pokok pikiran 2 : Ganti pemimpin ganti permasalahan
Walaupun sudah berganti kepengurusan di bawah kepemimpinan Djohar Arifin ternyata sepak bola tanah air kembali dilanda perpecahan, nyaris mirip dengan kekisruhan pada periode sebelum jatuhnya kepengurusan lama era Nurdin Halid, dimana terdapat dualisme pelaksanaan liga yakni liga resmi (diakui PSSI) dan liga tak resmi (tak diakui PSSI), IPL vs ISL, yang dalam kacamata penulis tak terlepas dari muatan kepentingan, ego, balas dendam, dan “hobi” berpecah belahnya sebagian insan (sepakbola) di Indonesia, tanpa mau bersatu tunduk / patuh dalam satu wadah kepemimpinan. Jika pada kekisruhan jilid 1, liga yang dianggap resmi oleh PSSI (kepengurusan lama) adalah ISL sedangkan IPL dianggap ilegal, maka pada kisruh jilid 2 ini berbalik IPL yang dianggap resmi oleh PSSI (kepengurusan baru) sedangkan ISL dianggap ilegal. Sebagaimana dengan kekisruhan jilid 1, maka pada kisruh jilid 2 sepakbola Indonesia ini, klub-klub sepakbola juga terpecah belah ke dalam dua kubu, bahkan sebuah klub juga ada yang terpecah dua sampai tiga versi kepemimpinan. Klub-klub yang berlaga di liga tak resmi pada kedua kekisruhan tersebut juga tak bisa tampil mewakili Indonesia pada kompetisi internasional, begitu juga dengan para pemain klub yang bersangkutan yang turut tak bisa memperkuat tim nasional Indonesia.