Senin, 19 Desember 2011

Demi bisnis maicih,,kluarga pun pecah ?


BANDUNG (bisnis-jabar.com): Anda penikmat Maicih? Itu lho produk makanan ringan yang sedang menjadi bahan pembicaraan berbagai kalangan masyarakat di Kota Bandung setahun belakangan ini.

Bila memang menjadi penikmat dan penggemar sejati produk makanan tersebut, tentu tau dong dengan akun twitter-nya. Bahkan, jejaring sosial ciptaan Jack Dorsey itulah yang disinyalir melambungkan nama Maicih di pasaran.

Namun, ada yang berbeda dan membuat followers bertanya-tanya ketika menemukan akun Maicih di twitter. Setidaknya ada dua akun yang ramai (twit) mempromosikan produk makanan ringan asal Kota Kembang itu, yakni @maicih dan @infomaicih.

Ternyata, keduanya memang berbeda dan lain produk lho. Bahkan, akibat memiliki dua akun twitter yang berbeda itu, Maicih disinyalir mengalami perpecahan di tubuh manajemennya.

Hal itu diperkuat dengan adanya dua produsen keripik pedas yang berbeda, yakni CV Maicih dan Maicih. CV Maicih dipimpin atau dimiliki oleh Dimas Ginanjar Merdeka, sedangkan Maicih dipimpin oleh Reza Nurhilman.

Ketika dimintai konfirmasi mengenai isu tersebut, Direktur CV Maicih Dimas Ginanjar Merdeka membenarkan kabar perpecahan yang terjadi di tubuh Maicih. Bahkan, perpecahan itu juga berlangsung di dalam keluarganya.

Dia menuturkan dalam perjalanan bisnisnya sekitar setahun belakangan ini, Maicih dikelola tiga bersaudara, yakni Dimas (anak pertama, Direktur CV Maicih), Arie Kurniadi (anak kedua yang menjabat sebagai Menteri Pangan Maicih), dan Reza Nurhilman (anak bungsu yang menjabat sebagai Presiden Maicih).

Akan tetapi, ujar Dimas, sejak awal tahun ini mereka berpisah menjalankan usahanya masing-masing karena alasan tertentu. Dimas enggan memberitahukan faktor utamanya.

“Yang jelas, kami berpisah karena perbedaan prinsip dan arah bisnis,” ujar pria kelahiran Bandung, 17 Agustus 1985 ini.

Saat ini, pria yang akrab dipanggil Bob ini menjalankan usahanya sendirian dan membentuk CV Maicih. Adapun Reza dibantu kakaknya Arie menjalankan usaha di bawah bendera Maicih.

Bob menuturkan perpecahan di kalangan keluarganya itu pun susah untuk didamaikan, meski telah diupayakan dengan beberapa langkah. Komunikasi pun tidak lagi berjalan.

“Saya telah berusaha untuk berdamai dengan datang pada saat upaya langkah damai oleh beberapa sesepuh, namun dari pihak adik [Reza] nggak mau datang,” ujarnya.

Reza Nurhilman, Presiden Maicih, menuturkan isu perpecahan yang terjadi di dalam tubuh Maicih tidak menjadi penghambat laju bisnis mereka.

Dia memilih untuk tidak memikirkan masalah itu dengan serius dan lebih memilih fokus menjalankan usaha.

“Sekarang saya lebih fokus menjalankan bisnis keripik ini yang makin tumbuh potensial,” tuturnya.

Produksi dan penjualan kedua produsen brand Maicih itu boleh terbilang sangat melimpah. Maicih ‘milik’ Bob setiap hari bisa memproduksi 5.000—8.000 bungkus berbagai jenis, seperti gurilem, keripik, seblak, dan basreng.

Adapun Maicih ‘milik’ Reza bisa memproduksi 75.000 bungkus per minggu dengan produk keripik, gurilem, dan seblak. Omzetnya pun diklaim telah mencapai Rp4 miliar per bulan.

Perpecahan di tubuh Maicih itu jadi mengingatkan kita pada perpecahan serupa yang terjadi pada usaha kuliner di Kota Bandung lainnya, Tahu Yun-yi dan Ikan Bakar Cianjur....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar